Tindakan Indonesia Fair mendorong UKM untuk memperluas pasar di Australia. Mereka tertarik untuk membuat pesanan besar tas saya
produknya, "kata pengusaha UKM Siti Huraira dari Surabaya yang memamerkan anyaman anyaman dengan merek 'Huraira Leather Bag'.
Selain itu, ada juga rak makanan dengan sejumlah makanan Indonesia yang menjadi populer di Australia seperti ayam
sate, sup ayam, nasi goreng, mie goreng, dan aneka kue seperti kue nastar, roti, kue salju, sus kue, gabungan
gulungan es krim, risol dan jenis kue lainnya. "Masyarakat Australia memiliki keingintahuan yang sangat tinggi terhadap berbagai turis
destinasi di Indonesia, "jelas Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema. Indonesia Fair
diselenggarakan oleh KBRI Canberra dan diapresiasi oleh lebih dari 20 usaha kecil dan menengah (UKM)
Indonesia serta banyak provinsi dan kota / kabupaten seperti Jawa Timur, Lampung, Banten, Batu Malang dan Bandung. Timur
Paviliun Jawa menawarkan tas Huraira (KBRI Canberra) Seluruh nilai perdagangan mencapai Indonesia Fair 2015 selama 2 hari di
Canberra, tercatat hampir Rp 700 juta. Indonesia Fair 2015 yang berlangsung November 2015 di National Convention Center
Canberra dikunjungi oleh hampir 5.000 pengunjung, keduanya tinggal di Canberra dan datang ke Sydney dan Melbourne. Selain diseminasi
informasi tentang berbagai tujuan wisata di Jawa Timur, Lampung, Banten, Malang dan Bandung, berbagai UKM terlibat dalam
Indonesia Fair juga memamerkan dan mempromosikan berbagai produk umum negeri ini, seperti perhiasan dari batu dan mutiara,
batik tulis yang berbeda dan berbagai produk batik yang relevan seperti dompet, taplak meja dan atasan, kerudung dan pakaian muslim, kosmetik.
produk dari minyak zaitun, jawa, tenun dan ulos, tas unik dan budaya serta barang makanan seperti kerupuk singkong dan keripik. Jawa Timur
Paviliun yang menawarkan barang bawahan Huraira (KBRI Canberra) Menurut peluncuran yang diperoleh oleh ABC Australia Plus Indonesia,
Tujuan Indonesia Fair adalah untuk memudahkan perhatian masyarakat Australia yang haus akan orang Indonesia
informasi pariwisata dan produk kulinari Nusantara. "Makanan Indonesia sangat populer di kalangan warga Australia, dan kami menyajikannya
higienis dan selera, "jelas Yetty Daly, wirausahawan restoran Indo Cafe yang telah hidup dan juga menjalankan kuliner
bisnis dari Australia selama 40 dekade. Sepanjang 2 kali mengadakan Fairtransactions dari semua tribun mencapai Rp 700
juta dengan transaksi terbesar adalah keluar dari penjualan makanan dan minuman yang mencapai lebih dari Rp 150 juta. "Selain itu,
Masyarakat Australia mulai menyukai makanan Indonesia dan berbagai produk kerajinan seperti perhiasan dan batik, "tandas Duta Besar
Nadjib. Pertemuan lain dari Lintang, pemilik perusahaan batik dengan merek 'Batik Sari Kenongo' dari Sidoarjo. "Saya bisa pembeli dari
Australia dan mereka akan datang ke Sidoarjo meninjau lokasi bisnis batik, "jelas Lintang. Media Indonesia dan kecil
pengusaha yang bergerak di Indonesia Fair di Canberra. (Foto: KBRI Canberra) Jakarta - Indonesia Fair bisa jadi
dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan budaya dan seni dari 200 anggota tim karya seni dari beberapa daerah di Indonesia dan juga
penampilan Indonesian Idol Husein Idol 2014 dan gitaris terkenal Balawan "The Magic Finger". Medium dan kecil indonesia
pengusaha yang bergerak di Indonesia Fair di Canberra. (Foto: KBRI Canberra) Sepanjang pemasaran
acara seperti Indonesia Fair, diantisipasi bahwa hubungan antara Indonesia dan Australia akan semakin dekat dan
kedekatan antara kedua negara lebih besar, selain tujuan Indonesia Beyond Bali yang dipahami di Australia.
Calon pembeli dan investor menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Indonesia Fair dan mempertimbangkannya
Pemerintah Indonesia sangat serius dalam mengembangkan iklim yang kondusif bagi pengusaha luar negeri. Ini dilakukan oleh
David Lucido dari Pelabuhan Nasional Australia ini.Baca juga: pusat plakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar